Bahasa dan Komunikasi Publik

Oleh: DR. Sirikit Syah, MA,

Mengamati pemakaian bahasa di ranah publik, khususnya yang dilakukan oleh tokoh publik dan dimuat/disiarkan di media massa, sungguh menarik. Selain persoalan pilihan kata atau diksi, pemakaian bahasa belakangan ini juga berkaitan dengan tendensi spinning atau pemlintiran makna. Seperti dikatakan Foucault, “knowledge is power”. Karena knowledge dapat direpresentasikan melalui pemakaian bahasa, maka mereka yang mahir menggunakan bahasa akan memiliki kuasa.

Di Indonesia saat ini, banyak tercipta istilah-istilah atau diksi-diksi baru yang digunakan dalam percakapan di dunia maya maupun dalam komunikasi publik formal. Yang pertama tentu singkatan-singkatan yang berkaitan dengan Covid-19. Ada PSBB, PPKM, dll.

Sengaja tidak saya beri kurung kepanjangannya, sekalian memberi pembaca PR. Siapa tahu singkatan-singkatan ini nanti ditanyakan dalam ulangan/ujian putra-putri Anda dan Anda harus bersiap-siap membantunya.

Baca lebih lanjut

Siapa Mendefinisikan Hate Speech?

Oleh: Dr. Hernani Sirikit, MA

MINGGU lalu Presiden Jokowi mengajak rakyat Indonesia untuk “membenci produk impor”. Ajakan untuk “membenci” ini termasuk ujaran kebencian atau bukan? Tulisan ini tak hendak mempersoalkan elemen politik dalam pernyataan itu, misalnya bahwa itu bertentangan dengan semangat mengundang investasi asing ke Indonesia. Pernyataan itu kemudin diralat oleh Menteri Perdagangan, yang mengakui “Itu salah saya”. Peristiwa ini menjadi contoh yang tepat dari pokok pikiran penulis mengenai betapa kelirunya pemahaman tentang hate speech selama ini.

Baca lebih lanjut